Ketika hubungan suami isteri yang dilakukan secara konvensional tidak mampu mengantarkan sperma sampai ke sel indung telur dalam rahim, proses bayi tabung bisa menjadi alternatif bagi pasangan suami isteri (pasutri) untuk mendapatkan keturunan.
Namun bagi Anda yang telah memutuskan proses bayi tabung sebagai alternatif solusi untuk mendapatkan keturunan, ada baiknya Anda mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Memiliki
keyakinan yang kuat agar proses pembuatan bayi tabung bisa berhasil.
2. Menjaga
kesehatan tubuh secara optimal sebelum penyuntikan sperma dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk mengontrol hormon tubuh agar sesuai yang diharapkan dan
berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.
3. Persiapan
menghadapi proses pengeluaran sel telur dari rahim serta proses seleksi untuk
mendapatkan sel telur yang terbaik.
4. Persiapan
menjalani proses injeksi sel telur ke dalam rahim setelah sel telur tersebut
dibuahi secara In Vitro Fertilization (IVF).
5. Setelah
proses injeksi selesai dilakukan, pihak isteri harus kembali bersiap
mendapatkan suntikan hormon untuk penguatan sel telur selama 17 hari. Baru
setelah itu bisa dideteksi apakah kehamilan bisa terjadi ataukah sebaliknya.
Berikut adalah beberapa proses bayi tabung (IVF) yang dijelaskan dengan gambar beserta penjelasannya agar
pilihan untuk melakukan proses bayi tabung yang akan diambil tepat atau tidak.
1. Untuk
mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang
lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk meneronos sel telur merupakan sel
sperma dengan kualitas terbaik saat itu.
2. Selama
masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut
akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma
pada kehamilan yang normal.
3. Dalam
IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian
memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. sahabat
anehdidunia.blogspot.com pada proses ini pasien disuntikkan hormon untuk
menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu
sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini
dapat mengakibatkan adanya efek samping.
4. Setelah
hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk
dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel
telur tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
5. Sebelumnya
suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan untuk
menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang
dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
6. Pada
sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter
untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak
sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan
dilakukan ICSI.
7. Setelah
sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah
dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah seiring
dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage
perkembangan yang benar.
8. Dokter
kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem
reproduksi si pasien.
9. Setelah
embrio memiliki 4 - 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan
kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti
layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui
pemeriksaan USG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar