Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang
berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi
inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung yang terjadi di luar
sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan
perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung
bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan
jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
Sejarah bayi
tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi pasangan suami
isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung
ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan
semen suami ke dalam rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat suntik.
Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu dengan sel telur. Sayangnya,
tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.
Kesuksesan
perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin
diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang
pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi
tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni
Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan
kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.
Teknik Bayi Tabung diperuntukkan bagi pasangan suami isteri yang mengalami masalah
infertilitas. Pasien Bayi Tabung umumnya wanita yang menderita kelainan sebagai
berikut :
1. Kerusakan
pada saluran telurnya.
2. Lendir
rahim isteri yang tidak normal.
3. Adanya
gangguan kekebalan dimana terdapat zat anti terhadap sperma di tubuh isteri.
4. Tidak
hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur atau seteleh dilakukan
pengobatan
e ndometriosis.
5. Sindroma
LUV (Luteinized Unruptured Follicle) atau tidak pecahnya gelembung cairan
yang berisi sel telur dan,
6. Sebab-sebab
lainnya yang belum diketahui.
Sedangkan pada
suami, teknik ini diperuntukkan bagi mereka yang pada umumnya memiliki kelainan
mutu sperma yang kurang baik, seperti oligospermia atau jumlah sperma
yang sangat sedikit sehingga secara alamiah sulit diharapkan terjadinya
pembuahan. Setelah sperma dan sel telur dicampur didalam tabung di luar rahim (in
vitro), kemudian hasil campuran yang berupa zygote atau embrio
yang dinyatakan baik dan sehat itu ditransplantasikan ke rahim isteri atau
rahim orang lain. Secara medis, zigot itu dapat dipindahkan ke rahim orang
lain.
Hal ini
disebabkan karena rahim isteri mengalami gangguan antara lain :.
1. Kelainan
bawaan rahim (syndrome rokytansky).
2. Infeksi
alat kandungan.
3. Tumor
Rahim dan,
4. Sebab
operasi atau pengangkatan rahim yang pernah dijalani.
Adapun teknik
Inseminasi Buatan lebih disebabkan karena faktor sulitnya terjadi pembuahan
alamiah karena sperma suami yang lemah atau tidak terjadinya pertemuan secara
alamiah antara sperma dan sel telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar