Kamis, 17 Oktober 2013

Bayi Tabung dan Prosesnya



Secara alamiah biasanya seorang wanita akan memproduksi sebuah sel telur yang matang setiap bulan dan akan dikeluarkan dari indung telur pada saat ovulasi lalu ditranportasi kesaluran tuba (tuba fallopian). Didalam saluran tuba inilah sel telur akan dibuahi oleh sperma. Sel telur yang terbuahi akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya memasuki rahim dan melekat serta bertumbuh disana.

Pada program bayitabung sejumlah sel telur ditumbuhkan dengan memberikan obat hormon lalu diambil langsung dari dalam indung telur sebelum ovulasi dan selanjutnya dibuahi dengan sperma didalam laboratorium. Sel telur yang terbuahi dikembangkan didalam inkubator dilaboratorium selama 3 atau 5 hari menjadi embrio. Embrio yang terjadi lalu dipindahkan kedalam rahim melalui serviks.

Berikut 10 tahapan dalam proses pembuatan bayitabung:

1.    Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
2.    Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio.
3.   Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’
4.      Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’
5.      Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboraturium.
6.       Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan  lewat masturbasi. Jika bersamalah, pengambilan sprema langsung dari buah zakar melalu operasi.
7.      Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium. hasilnya embrio.
8.      Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk.
9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
10.Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk kehamilan selanjutnya.

Tingkat keberhasilan bayitabung umumnya sekitar 30-40 persen, demikianlah harapan banyak peserta program bayitabung. Yang harus dipahami, itu adalah tingkat kesuksesan rata-rata dari semua peserta bayitabung, apapun problem infertilitas mereka.

Selasa, 14 Mei 2013

Program Bayi Tabung di Indonesia



Pasangan yang mengalami gangguan kesuburan namun ingin menimang buah hati saat ini memiliki lebih banyak alternatif dibanding masa lalu. Pengobatan kesuburan hingga program bayitabung beberapa diantaranya. 

Di Indonesia sejak dikenalkan pada 1987 silam, program bayitabung terhitung masih sangat sedikit daripada negara Asia lainnya. Terlebih lagi banyak pasangan tak subur yang ingin memiliki anak melakukannya di negeri seberang seperti Singapura dan Malaysia.

Dari jutaan sel sperma yang terdapat, hanya satu yang benar-benar mampu menembus sel telur manusia, berlanjut pada pembuahan. Satu sel sperma itu harus benar-benar cepat, kuat, dan berkualitas tinggi agar mampu menembus sel telur. (sciencephoto)

“ ... melihat sel sperma dengan pembesaran hingga 6.000 kali, jadi bisa melihat apakah ada kerusakan atau tidak... "

UNTUK mengikuti program bayitabung tidak perlu ke luar negeri. Selain kualitas tergolong sama, menjalankan program bayi tabung di dalam negeri dapat lebih meringankan ongkos. 

Program bayitabung(in vitro fertilization/IVF) di Indonesia kini sudah mengalami kemajuan pesat dan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan program IVF dari luar negeri.

Pasangan yang mengikuti program bayitabung memiliki kemungkinan untuk memiliki keturunan 10-20 kali lebih besar daripada pasangan dengan gangguan kesuburan yang tidak mengikutinya. Kemungkinan kehamilan melalui program IFV adalah 30%, lebih tinggi dari angka kemungkinan kehamilan alami, yaitu 10-20%.

Saat ini, di Indonesia sudah tersedia 26 klinik infertilitas yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, Medan, Denpasar, Depok, Padang dan Malang. Untuk mensosialisasikan program IVF kepada masyarakat secara lebih luas, PERFITRI dan Merck Serono akan mengadakan workshop dan membuka ruang konsultasi gratis di mal-mal terkemuka di Jakarta pada akhir pekan.

BayiTabung pertama di Indonesia bernama “ Nugroho Karyanto”. Bayi tabung pertama di Indonesia ini lahir pada tanggal 2 Mei 1988 di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita,  Jakarta. Sampai Saat ini RSAB Harapan kita telah memproses lebih dari 300 bayi tabung.

Biaya program bayitabung pada akhir 1980-an menghabiskan sekitar 5 juta rupiah. Namun saat ini program bayi tabung ini sudah jauh lebih mahal, sekitar puluhan juta rupiah. Hal ini dikarenakan tingginya orang yang ingin menggunakan program bayi tabung saat sulit memiliki keturunan.

Minggu, 12 Mei 2013

Faktor Mahalnya Bayi Tabung



Program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF) di Indonesia kini sudah mengalami kemajuan pesat dan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan program IVF dari luar negeri. Teknologi terkini itu, mampu menurunkan risiko kegagalan bayi tabung, terlebih saat memilih sel telur dan sel sperma unggul. Tehnik menyuntikkan satu sel sperma ke dalam sel telur untuk menciptakan pembuahan, juga sudah bisa dilakukan di klinik IVF di Indonesia. Tehnik penyuntikan sperma ini dilakukan supaya tidak mengganggu materi sel telur. Tehnik ini, katanya, salah satu cara yang membuat program bayi tabung IVF di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan tinggi, yaitu 40 persen, serupa dengan tingkat keberhasilan di luar negeri. Tidak hanya peralatan dan laboraturium, namuan kualitas tenaga medis di Indonesia dikatakan tidak kalah, bahkan beberapa dokter memiliki kemampuan melebihi dokter di luar negeri.  

Beberapa pasangan mungkin bisa menggunakan jasa program bayi tabung untuk mendapatkan keturunan. Namun biaya yang cukup tinggi masih menjadi kendala utama bagi pasangan lain yang kesulitan mendapatkan keturunan. Karena program bayi tabung tersebut menjadi salah satu pilihan pasangan suami istri yang sulit memperoleh anak. Namun, hingga kini banyak yang mengeluhkan mahalnya mendapatkan bayi dengan teknik rekayasa produksi ini. Selain tingginya biaya, SDM spesialis bayi tabung ini juga masih sangat sedikit. Padahal, banyak pasangan yang memerlukan konsultasi dan bantuan agar memiliki keturunan. Lantas, faktor apa yang meyebabkan mahalnya program ini?

                Biaya untuk melakukan program bayi tabung di Indonesia berkisar antara Rp 60 juta dan Rp 70 juta untuk satu kali siklus, mulai dari merangsang keluarnya sel telur hingga transfer embrio ke dalam rahim. Siklus ini bukan didasarkan atas keberhasilan kehamilan. Untuk bisa berhasil, pasangan yang melaksanakan bayi tabung umumnya harus melakukan lebih dari satu kali siklus.

Sebagai perbandingan, proses bayi tabung di Malaysia diperkirakan 1.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 30 juta). Mahalnya biaya bayi tabung di Indonesia disebabkan pajak obat-obatan yang digunakan.

Sekretaris Jenderal Perfitri Budi Wiweko menambahkan, mahalnya biaya bayi tabung juga disebabkan sebagian besar asuransi tidak menanggung proses ini. ”Persoalan infertilitas atau ketidaksuburan masih dianggap bukan penyakit,” ungkapnya.

Mahalnya biaya ini membuat sebagian masyarakat enggan untuk melakukan bayi tabung. Padahal, jumlah pasangan tak subur di Indonesia cukup tinggi. Badan Pusat Statistik menyebut pada tahun 2008 ada 3,9 juta pasangan tak subur. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 200.000 pasangan potensial untuk melakukan bayi tabung.

Pada tahun 2010, jumlah siklus pembuatan bayi tabung di Indonesia baru mencapai 2.000 siklus. Padahal, Indonesia sudah mengenal teknik ini sejak tahun 1987. Sedangkan Vietnam yang baru mengenal bayi tabung pada tahun 1999 sudah memiliki 6.000 siklus.

Jumat, 10 Mei 2013

Proses Terjadinya Bayi Tabung


        Ketika hubungan suami isteri yang dilakukan secara konvensional tidak mampu mengantarkan sperma sampai ke sel indung telur dalam rahim, proses bayi tabung bisa menjadi alternatif bagi pasangan suami isteri (pasutri) untuk mendapatkan keturunan.

Namun bagi Anda yang telah memutuskan proses bayi tabung sebagai alternatif solusi untuk mendapatkan keturunan, ada baiknya Anda mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1.     Memiliki keyakinan yang kuat agar proses pembuatan bayi tabung bisa berhasil.
2.   Menjaga kesehatan tubuh secara optimal sebelum penyuntikan sperma dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol hormon tubuh agar sesuai yang diharapkan dan berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.
3.  Persiapan menghadapi proses pengeluaran sel telur dari rahim serta proses seleksi untuk mendapatkan sel telur yang terbaik.
4.   Persiapan menjalani proses injeksi sel telur ke dalam rahim setelah sel telur tersebut dibuahi secara In Vitro Fertilization (IVF).
5.   Setelah proses injeksi selesai dilakukan, pihak isteri harus kembali bersiap mendapatkan suntikan hormon untuk penguatan sel telur selama 17 hari. Baru setelah itu bisa dideteksi apakah kehamilan bisa terjadi ataukah sebaliknya.
Berikut adalah beberapa proses bayi tabung (IVF) yang dijelaskan dengan gambar beserta penjelasannya agar pilihan untuk melakukan proses bayi tabung yang akan diambil tepat atau tidak.
1.   Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk meneronos sel telur merupakan sel sperma dengan kualitas terbaik saat itu.
2.    Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada kehamilan yang normal.
3.     Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. sahabat anehdidunia.blogspot.com pada proses ini pasien disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
4. Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
5.   Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
6.  Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
7.   Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah seiring dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.
8.     Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.
9.   Setelah embrio memiliki 4 - 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG.

Kamis, 09 Mei 2013

Asal Mula Bayi Tabung



           Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung yang terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.

Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.

Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.

Teknik Bayi Tabung diperuntukkan bagi pasangan suami isteri yang mengalami masalah infertilitas. Pasien Bayi Tabung umumnya wanita yang menderita kelainan sebagai berikut : 

1.       Kerusakan pada saluran telurnya.
2.       Lendir rahim isteri yang tidak normal.
3.       Adanya gangguan kekebalan dimana terdapat zat anti terhadap sperma di tubuh isteri.
4.      Tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur atau seteleh dilakukan pengobatan   
e     ndometriosis.
5.     Sindroma LUV (Luteinized Unruptured Follicle) atau tidak pecahnya gelembung cairan yang berisi sel telur dan,
6.       Sebab-sebab lainnya yang belum diketahui. 

Sedangkan pada suami, teknik ini diperuntukkan bagi mereka yang pada umumnya memiliki kelainan mutu sperma yang kurang baik, seperti oligospermia atau jumlah sperma yang sangat sedikit sehingga secara alamiah sulit diharapkan terjadinya pembuahan. Setelah sperma dan sel telur dicampur didalam tabung di luar rahim (in vitro), kemudian hasil campuran yang berupa zygote atau embrio yang dinyatakan baik dan sehat itu ditransplantasikan ke rahim isteri atau rahim orang lain. Secara medis, zigot itu dapat dipindahkan ke rahim orang lain.

Hal ini disebabkan karena rahim isteri mengalami gangguan antara lain :.
1.       Kelainan bawaan rahim (syndrome rokytansky).
2.       Infeksi alat kandungan.
3.       Tumor Rahim dan,
4.       Sebab operasi atau pengangkatan rahim yang pernah dijalani. 

Adapun teknik Inseminasi Buatan lebih disebabkan karena faktor sulitnya terjadi pembuahan alamiah karena sperma suami yang lemah atau tidak terjadinya pertemuan secara alamiah antara sperma dan sel telur.